MOTTO NieSha :)

Kesabaran itu memang PAHIT , tetapi buahnya MANIS :)

Selasa, 01 November 2011

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A.    
Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik adalah Komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien.
B.     Tujuan Komunikasi Terapeutik
1.       Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pemikiran serta dapat mengambil tindakan        untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2.       Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang fektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3.       Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik , dan dirinya sendiri.

C.     Manfaat komunikasi terapeutik
1.          Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan pasien melalui hubungan perawat – klien.
2.          Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.


D.     Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik
1.      Semua komunikasi ini harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2.      Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan.

E.      Perbedaan antara Komunikasi Terapeutik dengan Komunikasi Sosial
Komunikasi Terapeutik :
1.   Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.   Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan,berfokus kepada pasien yang membutuhkan bantuan.
3.   Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya.

Komunikasi Sosial :
1.          Terjadi setiap hari antara orang per orang baik dalam pergaulan maupun lingkungan kerja.
2.          Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan.
3.          Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas sosial, dan lain-lain.
4.          Pembicara tidak mempunyai focus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan rasa senang.
5.          Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.

F.      Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik
Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers (dalam Purwanto, 1994) adalah :
1.       Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2.       Komunikasi harus ditandai dengan siakp saling menerima,saling percaya dan saling menghargai.
3.       Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
4.       Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut.
5.       Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehigga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6.       Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun frustasi.
7.       Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8.       Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
9.       Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
10.    Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan,oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik, mental , spiritual ,dan gaya hidup.
11.    Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
12.    Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan beradsarkan prinsip kesejahteraan manusia.
13.    Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap mengganggu.
14.    Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindkan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

G.     Sikap Komunikasi Terapeutik
Egan (dalam Keliat, 1992), mengidentifikasi lima atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik, yaitu :
a.            Berhadapan
b.            Mempertahankan kontak mata
c.            Membungkuk kearah klien.
d.            Memperlihatkan sijap terbuka
e.            Tetap rileks.

H.     Tekhnik-tekhnik Komunikasi Terapeutik
Beberapa tekhnik komunikasi terapeutik menurut Wilson dan Kneist (1992) serta Stuart dan Sundeen (1998) antara lain :
1.          Mendengarkan dengan penuh perhatian.
2.          Menunjukkan penerimaan.
3.          Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
4.          Pertanyaan terbuka (open-ended question)
5.          Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
6.          Mengklarifikasi
7.          Memfokuskan.
8.          Menyatakan hasil observasi.
9.          Menawarkan informasi.
10.       Diam (memelihara Ketenangan)
11.       Meringkas.
12.       Memberi penghargaan.
13.       Menawarkan diri.
14.       Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan.
15.       Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
16.       Menempatkan kejadian secara berurutan.
17.       Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya.
18.       Refleksi.
19.       Assertive (kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain).
20.       Humor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar